Post Views: 1,697
SUMSEL,
RADARBAHTERA.COM – Bertempat di SMP Negeri 1 Indralaya Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan dengan tema “Sinergisitas MKKS SMP bersama PWI Dalam Mewujudkan Bangkitnya Pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir” dan guna mewujudkan sinergitas dengan insan pers yang berada di OI, maka Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP gandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) OI, Kamis (31/03/2022).
Ketua MKKS OI, Junaidi mengatakan, hari ini kita mengajak dan mengundang PWI OI guna untuk mewujudkan sinergitas antara PWI dalam hal ini wartawan dengan Kepala SMP di Ogan Ilir.
“Harapan kami, agar PWI dan wartawan itu kedepan bisa membantu kita untuk pendidikan di OI, semoga setelah adanya diskusi hari ini, diharapkan kita sebagai kepala sekolah ketika menghadapi wartawan dan LSM tidak lagi takut, karena mereka merupakan mitra kita semua,” ujarnya.
Drs. Herlina selaku Kepala SMPN 1 Indralaya yang juga merupakan Sekretaris MKKS OI mengatakan, hari ini kita menggandeng PWI OI, dalam musyawarah kerja kepala sekolah tingkat SMP, dimana acara hari ini kita lebih mengedepankan diskusi, yakni diskusi antara seluruh kepala sekolah tingkat SMP dengan para wartawan yang ada di OI.
“Adapun setelah diskusi hari ini, diharapkan kepada seluruh kepala sekolah yang menghindar kalau ada wartawan yang datang ke sekolah, karena wartawan itu merupakan mitra kerja kita, berkat wartawan kita bisa maju yakni melalui pemberitaan, begitu juga sebaliknya,” katanya.
Ketua PWI OI, Yasandi dalam sambutannya mengatakan, untuk kepala sekolah hendaknya tidak perlu takut kalau ada wartawan yang datang ke sekolah karena mereka adalah mitra bagi setiap sekolah.
“Wartawan dalam menjalankan tugasnya mempunyai kode etik, mereka juga merupak mitra dari sekolah. Saya harapkan janganlah wartawan dijadikan momok yang menakutkan, semoga dengan adanya diskusi hari ini kita semua bisa bekerjasama dengan baik, tidak ada lagi yang namanya pihak sekolah alergi dengan wartawan,” imbuhnya.
Hal senada dikatakan Gusti M Ali selaku Dewan Penasehat PWI OI, tolong dibedakan antara wartawan dan LSM, karena wartawan punya dua id card, yakni id card wartawan dan id card organisasi.
Kerena kalau untuk hanya sekedar id card mudah saja dibuat, tapi id card organisasi dalam hal ini id card PWI, dan satu lagi id card kompetensi, adapun tingkatan kompetensi tersebut ada tiga tingkatan yang pertama wartawan muda, wartawan madya, dan wartawan utama,” kata Gusti.
Ditambahkannya, agar narsum jangan pernah takut dengan wartawan, yang jadi masalah suka kejar-kejaran, seharusnya bapak dan ibu kepala sekolah bisa membedakan mana wartawan yang berkompetensi dan mana yang tidak.
Sementara itu, Heny Primasari selaku Bendahara PWI OI, tidak semua wartawan itu tingkah laku dan etikanya tidak seperti itu, dan itu merupakan oknum, dan biasanya para wartawan akan datang ke sekolah ketika ada gedung yang rusak dan roboh biasanya wartawan akan datang.
“Yang jelas tujuannya hanya untuk konfirmasi, terkait adanya kerusakan dan juga adanya gedung yang roboh, tapi kalau sudah mengarah ke dana BOS, untuk mengetahui berapa jumlah BOS itu tidak diperbolehkan karena itu privasi dari sekolah tersebut,” kata Heny.
Dijelaskannya, kalau untuk kartu tadi, kalau sudah memiliki dua kartu itu sudah cukup, dan jadi wartawan itu tidak mudah.
Hadir dalam diskusi tersebut, Ketua MKKS Ogan Ilir Junaidi, Sekretaris MKKS OI Dra. Herlina, Bendahara MKKS OI Reni, Ketua PWI OI yang juga merupakan Pimpinan Redaksi media online
jejakopd.com, Bendahara PWI OI Heny Primasari yang juga merupakan Pimpinan Redaksi media online Jelajahsumsell, Wakil Sekretaris II PWI OI Edi Lestari yang merupakan Pimpinan Redaksi Media cetak dan online GMJNews, Gusti M Ali yang juga merupakan Pimpinan Redaksi media siber
radarbahtera.com, juga Kitum Selaku Bidang Pembelaan Wartawan PWI OI, serta seluruh kepala sekolah SMP Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Ogan Ilir. (Tum)