BABEL, RADARBAHTERA.COM – Ulah sekelompok orang yang sempat viral di medsos baru-baru ini, menyalahgunakan surat izin penggalangan dana di seputaran Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengungkap fakta baru. Setelah Kades Talangtengah Darat, Kecamatan Lubukkeliat, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel memberikan klarifikasi melalui media ini, Jumat pagi (28/04/2023).
Kades Talangtengah Darat, Samsul Bahri membenarkan, bahwa pasutri Ari (29) dan Ria (28) adalah warga Desa Talangtengah Darat, pada saat itu anaknya bernama Putri (1) mengalami sakit hidrosepalus. Karena terganjal ekonomi, maka saat itu mereka meminta ijin untuk penggalangan dana.
“Kala itu, penggalangan dana hanya untuk seputaran kami saja, di Kabupaten Ogan Ilir,” katanya.
Kemungkinan, dari postingan-postingan kondisi Putri di medsos atau facebook, termasuk ada juga surat ijin penggalangan dana itu. Sehingga dimanfaatkan oleh sekelompok orang tak bertanggungjawab, mengemis hingga ke Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru-baru ini dengan mencatut poto Putri sekaligus surat ijin penggalangan dana itu.
“Jadi kami tegaskan kembali, sebelumnya memang benar Ari dan Ria ini adalah warga kami yang kala itu anaknya memang sakit tanpa tukang kepala atau hidrosepalus. Kemudian, meminta surat ijin penggalangan dana hanya untuk seputaran kami. Namun, kami tidak tahu jika surat itu dicatut dan disalahgunakan oleh orang tak bertanggungjawab hingga ke Pulau Bangka sana,” katanya.
Kades Samsul juga mengungkapkan, bahwa Putri (1) anak yang sakit itu, sudah meninggal pada bulan puasa kemarin.
“Kami atas nama Pemdes Talangtengah Darat, menyampaikan permohonan maaf dan mengklarifikasi bahwa batita yang sakit atas nama putri (1) itu sudah meninggal dunia pada bulan puasa lalu,” katanya.
Sementara itu, dari pemberitaan www.wowbabel.com berjudul “Waspada Modus Penipuan Galang Dana di Lampu Merah, Sebagian Besar Pelaku Dari Luar Bangka”, terbit pada Kamis kemarin (27/04/2023).
Diduga, penipuan berkedok sumbangan untuk bantuan orang sakit terjadi di lampu merah depan Museum Timah Indonesia (MTI) Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
Rombongan berjumlah 10 orang ini, hanya bermodal kotak amal yang terbuat dari kardus dan surat jalan dari yayasan abal-abal, mereka mampu menipu banyak orang untuk memberikan uang sumbangan.
Dengan alasan beramal untuk membantu orang yang lagi membutuhkan dalam keadaan sakit tersebut.
Informasi ini diperoleh wowbabel, Kamis 27 April 2023 malam, dimana Ketua Karang Taruna Muntok, Dodi Ardiansyah beserta rombongan tidak sengaja melihat aksi dugaan penipuan yang dilakukan oleh 10 orang tersebut.
“Jadi tadi ada sekitar 10 orang ibu-ibu membawa kotak amal dari kardus yang mengunakan foto orang sakit tapi palsu, di fotonya ada tulisan untuk orang sakit kepala gitu. Jadi kami curiga karena mereka menggunakan masker semua,” ungkap Dodi Ardiansyah.
Kecurigaan, Dodi ini ternyata benar bahwa mereka diduga pelaku penipuan yang mengatas namakan kemanusiaan.
Tak ambil diam, Dodi berserta rekannya langsung mendatangi rombongan yang masih melakukan aksi pengambilan sumbang di lampu merah samping Rutan Kelas II B Muntok, Kabupaten Bangka Barat itu.
“Jadi kami tadi langsung datangi mereka ternyata mereka ada koordinatornya. Mereka mengaku sudah setiap hari di lampu merah, dan uangnya itu mereka bagi hasil gitu, setelah dipotong untuk konsumsi mereka,” jelasnya.
Kemudian, Dodi juga mengungkapkan rombongan yang berkedok sumbangan itu berasal dari luar Pulau Bangka.
“Mereka mengaku dari Palembang dan Jawa. Mereka juga menjelaskan aksi kemanusiaan ini untuk pasien dari Kace, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Tapi mereka tidak bisa memberikan bukti yang menyakinkan,” ungkapnya.
Tak menunggu lama satu di antara rombongan tersebut, memberikan surat bukti dari yayasan yang tak ada tanda tangannya.
“Mereka menyerahkan bukti surat yayasan tapi tidak ada tanda tangnnya. Mereka sudah kami lepaskan karena sudah mengakui kesalahan, mereka juga mengaku tidur di masjid dan pada akhirnya kabur ke Pelabuhan Tanjung Kalian Muntok. Menggunakan motor, satu unit motor berboncengan 3 orang,” bebernya.
Dikhawatirkan Dodi rombongan ini pindah tempat dan melakukan aksi yang sama di wilayah lain serta akan ada korban-korban lainnya.
“Kami khawatirkan mereka ini pindah tempat entah ke Kota Pangkalpinang atau kemana nantinya itu. Kami juga berharap pemerintah bisa menindak lanjuti, karena berdampak buruk bagi kawan-kawan relawan yang benar-benar membantu sesama,” tukasnya. (And/WB/RB)