SUMSEL, RADARBAHTERA.COM – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ogan Ilir (OI), siap melaksanakan belajar tatap muka sesuai waktu yang dijadwalkan pada Selasa besok (31/08/2021).
“Sesuai jadwal yang ditetapkan, pada Selasa besok untuk SMP khususnya di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten OI siap melaksanakan belajar tatap muka,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten OI Dicky Syailendra SSos, saat dikonfirmasi awak media via telpon seluler, Senin (30/08/2021).
Lanjut Dicky, untuk tahap awal ini baru untuk tingkat SMP, kemudian disusul pekan depan mulai juga untuk Sekolah Dasar (SD) akan melaksanakan belajar tatap muka dengan mentaati prokes ketat.
“Sesuai prosedur, tahap awal belajar dengan cara tatap muka baru sebatas 50 persen siswa-siswi di masing-masing sekolah,” katanya.
Terpisah, Kepala SMPN I Tanjungraja, Herman Jaya SPd mengatakan, SMPN 1 Tanjungraja siap melaksanakan pembelajaran tatap muka sebagaimana ketetapan, dengan menerapkan prokes Covid 19. Pihak sekolah dalam penerapan belajar tatap muka diatur sebagai berikut, ada tiga tahapan waktu masuk ruang kelas untuk masing-masing rombongan belajar. Masing-masing kelas, meliputi kelas VII, VIII dan IX. Jam belajar kelompok pertama A masuk pukul 07.00 – 09.00 WIB, lalu kelompok B masuk pukul 8.00-10.00 WIB dan kelompok C masuk 10.00-12.00 WIB masing-masing kelas.
“Dengan pengaturan seperti ini, maka tidak terjadi kerumuman siswa. Adapun jam kerja tatap muka masing-masing kelas hanya untuk dua jam belajar,” kata Herman kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (30/08/2021).
“Sesuai ketetapan, untuk peserta belajar tatap muka baru diperkenankan hanya 50 persen dari siswa yang ada, sedangkan sisanya masih bersifat daring,” imbuh Herman.
Sementara itu, beberapa siswa-siswi SMPN 1 Tanjungraja yang sempat dibincangi awak media, menyambut gembira terkait belajar tatap muka ini, karena sudah cukup lama belajar dengan sistem daring yang dinilai banyak kelemahannya diantaranya biaya pulsa atau kuota, belum lagi gangguan jaringan internet, hingga keterbatasan sarana alat komunikasi berupa HP Android karena harganya mahal, ditambah sering padamnya aliran listrik PLN. Sehingga, sangat mempengaruhi kualitas belajar bahkan menurunkan nilai raport. (GMA)