Post Views: 3,422
BABEL, RADARBAHTERA.COM – Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai pidato politik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu merupakan angin segar untuk perpolitikan Indonesia.
Pangi merasa beberapa tahun belakangan pihak oposisi pemerintah sangat lemah bersuara, tidak maksimal, bahkan mati suri. Pihak oposisi, lanjutnya, cenderung cari posisi nyaman.
“Dalam kerangka ini dan dikaitkan dengan momentum politik jelang Pemilu 2024, pidato politik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa dimaknai setidaknya ke dalam empat argumen utama,” ujar Pangi dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/03/2023).
Pidato politik Anies Baswedan itu, pertama mempertegas posisi Partai Demokrat sebagai partai oposisi. Apalagi, pidato AHY menyasar ke berbagai sektor mulai dari ekonomi hingga sektor pangan dan menyinggung ketidak keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil.
“Sikap kritis Partai Demokrat ini adalah upaya mengisi ruang kosong, di mana suara keras dan lantang partai oposisi kembali bergema dan dapat dipastikan akan mengusik berbagai kelompok yang selama ini terlena menikmati kekuasaan,” jelas Pangi.
Kedua, untuk mempertegas posisi AHY sebagai pembawa gerakan perubahan. Bagaimana, Demokrat merupakan salah satu partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan bersama Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sikap ini belum dinyatakan secara terang-terangan oleh PKS, apalagi oleh Partai Nasdem yang sampai hari ini masih berada dalam barisan partai pendukung pemerintah,” ujarnya.
Ketiga, akan menaikkan daya tawar AHY, terutama sebagai salah satu bakal calon presiden (cawapres) yang digadang-gadang akan mendampingi Anies Baswedan. Pangi menilai secara tidak langsung pidato AHY akan membuka level kualitas dan kapasitasnya secara personal.
“Partai Demokrat sedang menunjukkan kualitas dan kapasitas cawapres yang mereka ajukan dan mengirim pesan kepada partai politik di Koalisi Perubahan,” ucapnya.
Keempat, untuk mengubah citra Demokrat. Pangi mengaku terkejut karena dalam pidato AHY kerap disinggung “wong cilik” atau rakyat kecil. Padahal, partai utama pendukung pemerintah, PDIP kerap menyenut diri sebagai “partai wong cilik”.
“Jika Partai Demokrat serius menggarap isu ini [wong cilik] maka ini adalah momentum dan pesan yang sangat jelas bahwa Partai Demokrat sedang bekerja keras memperluas basis dukungannya untuk memperbesar peluang meraih dukungan segmen pemilih yang lebih luas pada Pemilu 2024 mendatang,” tutupnya.
Sebagai informasi, AHY menyampaikan pidato politiknya pada Selasa (14/03/2023). Dia banyak mengkritisi kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini. Dia sempat menyinggung soal perpajakan hingga program food estate yang dianggap gagal. (Bisnis.com/RB)