Ketua Dekranasda : Babel Bisa Mendunia dari Budaya

Siswa SMA Negeri 1 Manggar Tunjukkan Kualitas dengan Kreativitas
Februari 4, 2022
Polres Basel Membuka Gerai Pengaduan Sertifikat Vaksin
Februari 5, 2022
BABEL, RADARBAHTERA.COM – Ibarat pohon, sejarah bagaikan akar. Mengingatkan generasi muda akan pentingnya sejarah menjadi awal melekatnya kebudayaan daerah untuk terus dijaga dan dapat dipamerkan pada dunia. 
 
Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Melati Erzaldi saat setelah dirinya  berkunjung ke Bali beberapa waktu yang lalu. Dirinya terinspirasi bagaimana cara Pulau Bali bisa lebih dikenal daripada negara Indonesia itu sendiri. 
 
“Bali sangat kental dengan budaya khas daerahnya, tariannya, arsitekturnya, bahkan ketika kita tiba di bandara, akan langsung diperdengarkan dengan alunan musik khas Bali. Penanaman budaya ini mampu menjual Bali menjadi terkenal hingga lebih populer daripada Indonesia,” jelasnya ketika menjadi pembicara pada acara Grand Final Honda OSIS Challenge se-Pulau Belitung, Jumat (04/02/2022). 
 
Kegiatan yang diselenggarakan di SMA Negeri 1 Manggar, Kabupaten Belitung Timur ini dihadiri pula oleh Gubernur Erzaldi Rosman, Kepala Dinas Pendidikan Ervawi, Kepala Dinas KUKM Yulizar, Bupati Belitung Timur, Burhanudin serta tamu undangan.
 
Menurut Ketua Dekranasda dan juga sekaligus Ketua International Council for Small Business (ICSB), budaya asing mampu melunturkan budaya lokal sebagai identitas bangsa Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki budaya majemuk mendapat tugas lebih berat  karena harus menjaga eksistensi beragam budaya dari invasi budaya luar. 
 
“Maka, menjadi misi kami untuk mempertahankan budaya kita dengan kriya dan kerajinan. Menjadikan kerajinan sebagai bagian dari mata pelajaran dalam muatan lokal,” jelasnya. 
 
Upaya ini dilakukan agar regenerasi dan kaderisasi dari jenjang SMA/SMK akan terus tersedia. Untuk itu, Ketua Dekranasda Babel menginisiasi program Dekranasda Goes to School yang akan dilaksanakan di sekolah se-Babel.
 
“Coba hitung, berapa anak muda yang tahu pembuatan kain tenun cual? Miris sekali ketika tahu, fakta bahwa pengerajin tenun cual andalan kita semakin tua. Jika kita biarkan bisa jadi anak cucu kita cuma bisa lihat kain cual dari foto,” pungkasnya. (*/RB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *