Jika Tambang Masyarakat Ditutup, Ekonomi Lesu, Emak-emak Terancam Jadi Janda

Kominfo Edukasi Ribuan Warga OKI Hindari Jerat Judi Online
Oktober 12, 2024
Hari Ini, Kapolres Bateng Ultimatum Tegas Penambang Timah Kenari Harus Bongkar! 
Oktober 12, 2024
BABEL, RADARBAHTERA.COM – Di sela-sela Polres Bangka Tengah (Bateng) bersama timgab turun ke kolong Kenari, untuk sterilkan lokasi dari aktivitas masyarakat menambang timah, Sabtu (12/10/2024). Hal yang menggelitik, diantara ungkapan emak-emak di lokasi penertiban, jika aktivitas tambang masyarakat ditutup, bisa membuat emak-emak terancam menjadi janda.
 
“Ya kalau begini terus (dirazia, red), hingga aktivitas tambang masyarakat ditutup, kami terancam bisa jadi janda pak,” ungkap Bunga (disamarkan, red) di lokasi penertiban kolong Kenari, Kecamatan Kota.
 
Celetukannya tersebut bukan tanpa alasan, melainkan jika para suami tak bekerja, tak berpenghasilan, sementara anak-anak butuh uang untuk sekolah, belanja, makan, lantas bagaimana kehidupan rumah tangga bisa bertahan.
 
“Jika demikian, bisa saja, para emak-emak terancam jadi janda. Karena suami tak bekerja, ekonomi lesu, anak-anak butuh makan,” ungkapnya.
 
Bahkan, lanjut Bunga, gegara penertiban ini, bukan hanya tambang sistem rajuk yang berhenti, melainkan tambang kecil masyarakat sistem tungau yang hanya untuk bertahan makan pun takut beraktivitas.
 
“Kalau tambang tungau, modalnya satu jerigen solar Rp.250ribu sehari pak, ya paling dapat timahnya 3 sampai 5 kilogram, bekerjanya seharian, kadang kemalaman. Timahnya juga bukan yang bagus, dihargai kisaran Rp.65ribu hingga 70an ribu rupiah per Kg, ya paling ada selisih Rp.50ribuan pak,” katanya.
 
Saat disinggung mengapa tidak berkebun saja, seperti berkebun sawit dan lainnya. Bunga pun berkilah, jika berkebun sawit itu hanya untuk orang bermodal dan berkocek tebal saja.
 
“Kami tak punya lahan, tak punya modal bibit hingga pupuknya. Sementara, asap di dapur sehari-hari harus ngebul pak,” ungkapnya.
 
Maka dari itu, Bunga pun berharap, khususnya terkait aktivitas tambang timah oleh masyarakat di kawasan kolong Kenari dan sekitarnya ini, bisa diatur sedemikian rupa, mulai dari legalitas dan lainnya.
 
“Kami cuma butuh bekerja, menyambung hidup dan sudah sepatutnya pemerintah bisa memberikan solusi nyata, bukan dengan razia, razia dan razia melulu, karena tidak semua masyarakat bergaji bulanan tetap layaknya para pegawai ataupun bapak-ibu polisi,” pungkasnya. (Yan/RB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *