Post Views: 2,259
BABEL,
RADARBAHTERA.COM – Perangkat gawai dan sosial media menjadi masalah serius di era modern, orang tua dan anak-anak semakin tak mampu lepas dalam aktivitas berselancar di layar smartphone. Mereka teracuni dan tenggelam dalam dunia maya sehingga tak peduli dengan aktifitas yang berinteraksi langsung dengan alam, lingkungan, budaya dan tradisi turun-temurun
Ramadhan, bulan yang layak disambut meriah karena banyaknya budaya dan tradisi yang wajib kita lestarikan, salah satunya adalah tradisi pawai obor api malam tujuh likur. Di Kota Pangkalpinang, tradisi ini dahulu kala sangat semarak dan meriah, sekarang tradisi itu sudah hilang. Tak ada lagi setiap kecamatan di Kota Pangkalpinang yang menggelar kegiatan pawai obor api malam tujuh likur. Berangkat dari keinginan melestarikan tradisi yang dibalut dengan syiar agama panitia Gebyar Ramadhan 1443 H/2022M Kamis (28/04/2022), menggelar pawai obor api malam tujuh likur anak-anak dengan berkelililing di wilayah seputaran Kelurahan Bukit Merapen dan Kelurahan Taman Bunga kota Pangkalpinang.
“Tradisi Pawai obor api malam tujuh lingkur ramadhan harus tetap kita lestarikan, tradisi ini di kota Pangkalpinang sudah hilang, entah karena sibuknya segenap tokoh masyarakat di wilayahnya masing-masing atau karena anak-anak serta orang tuanya terlalu sibuk dengan hapenya. Yang jelas tradisi yang berisi dengan syiar agama ini di Kota Pangkalpinang telah hilang. Kita coba bangkitkan kembali,” terang Ketua Panitia kegiatan Ayak Hendri.
Start pawai obor api malam tujuh likur yang diikuti puluhan anak-anak ini diawali dari jalan bukit manggis menuju kelurahan bukit merapen dan seputaran Kelurahan Taman Bunga Kota Pangkalpinang. Pawai obor api malam tujuh likur ramadhan ini merupakan puncak acara Gebyar Ramadhan 1443 H/2022 M, adapun rentetan acara yang lainya adalah lomba adzan, lomba pembacaan sholawat serta lomba pembacaan sura-surat pendek Alquran tingkat pelajar sekolah dasar.
Dalam kegiatan hebyar tersebut juga dihadiri oleh salah satu dewan pendiri Provinsi Bangka Belitung, Patris Lumumba. “Saya sangat antusias dengan kegiatan keagaamaan seperti ini, apalagi kegiatan ini sebenernya adalah tradisi turun-temurun yang sudah pudar, jadi mari kita bangkitkan lagi,” ujar Patris.
Sementara itu dewan penasehat Gebyar Ramadhan 1443 H/2022 Abah Subhan Abubakar mengucapkan terimakasih atas dukungan segenap donatur dan sponsor sehingga acara gebyar ramadhan dan tradisi pawai obor api malam tujuh likur terselenggara dengan sukses. (Red/RB)