Harga Melambung Tinggi, Pedagang Kesulitan Menjual Cabai

Cegah Stunting, TP PKK OKI Gelar Lomba Balita Sehat
Juni 8, 2022
Pemkab Basel Raih Penghargaan WTP 3 Kali Berturut-turut
Juni 8, 2022
BABEL, RADARBAHTERA.COM – Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok terpantau cukup tinggi, diantaranya harga cabai yang terpantau mengalami kenaikan di Pasar Tradisional Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Rabu (08/06/2022).
 
Harga rata-rata cabai rawit merah atau cabai kampung di pasar tersebut mencapai Rp.130ribu/kg, sementara cabai merah besar Rp.80ribu/kg.
 
Imbas dari kenaikan bahan kebutuhan pokok jenis cabai menyebabkan pedagang cabai Mbak Sur (50) mengakui sepi pembeli, sehingga dirinya kesulitan untuk menjual cabai.
 
“Sudah hampir seminggu ini,nharga cabai mengalami kenaikan, akibatnya ada penurunan untuk pembeli cabai. Biasanya sehari habis sampai 50 kilogram, sekarang hanya 20 kilogram,” ungkap Mbak Sur saat ditemui wartawan.
 
Dengan harga cabai yang melambung tinggi seperti ini, Mbak Sur tidak berharap untuk mendapatkan untung banyak, asalkan cabai dijualnya habis.
 
“Sekarang tidak ngambil untung banyak, yang penting cepat habis. Saya jualan dari jam 2 subuh sampai jam 2 siang, saya berharap agar stok cabai cepat stabil, supaya harga cabai kembali normal,” ujarnya
 
Di tempat terpisah, Asep (42) pedagang lainnya mengatakan, kenaikan harga cabai ini disebabkan ketersediaan cabai di pasar tradisional Toboali yang terbatas, karena cabai yang dijual berasal dari luar pulau Bangka dan sebagian dari Bangka.
 
“Kebanyakan pengiriman cabai dari luar pulau Bangka. Mungkin faktor cuaca dan masa panen sudah berakhir yang menyebabkan harga cabai melambung tinggi. Harga cabai sekarang lagi tinggi, untuk cabai rawit atau cabai kampung itu Rp.130ribu/kg sedangkan cabai merah besar Rp.80ribu/kg,” ungkapnya.
 
Ia berharap agar di pulau Bangka ini mempunyai lahan pertanian untuk menanam cabai yang cukup luas, agar tidak menunggu pengiriman dari luar pulau Bangka.
 
“Semoga di Bangka ini punya lahan menanam cabai untuk memenuhi kebutuhan cabai di pulau Bangka, sehingga tidak perlu menunggu suplai dari luar pulau lagi,” pungkas Asep. (Neneng/RB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *