Post Views: 1,706
BABEL,
RADARBAHTERA.COM – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman prihatin karena penyalahgunaan narkoba di daerahnya dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal ini harus menjadi perhatian bersama guna memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Bumi Serumpun Sebalai.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Erzaldi Rosman saat menjadi narasumber pada talk show dalam rangka Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Babel di Hotel Soll Marina, Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (14/07/2021).
Pada peringatan yang mengambil tema nasional “Perang Melawan Narkoba War on Drugs di Era Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar)” lebih lanjut Gubernur menyampaikan bahwa Pemprov Babel selaku kepanjangan tangan dari Pemerintah Pusat mendukung apa yang telah digaungkan oleh Presiden RI melalui Inpres Nomor 2 Tahun 2020 berkenaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Dukungan Pemprov Babel yakni menghasilkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 39 Tahun 2018 untuk mendukung BNN Babel. Gubernur menjelaskan dalam Perda tersebut ada tiga cara yang dilakukan oleh Pemprov Babel untuk penanganan narkoba di Babel, yaitu pencegahan primer, sekunder, tersier.
“Pencegahan dalam bentuk primer pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan melakukan sosialisasi, pendekatan kepada korban dengan melibatkan BNN, rumah sakit, Dinsos, dan pusat rehabilitasi,” ungkapnya.
Sementara pencegahan sekunder dilakukan agar korban narkoba lepas dari ketergantungannya, ini dilakukan dengan bekerja sama dengan pusat rehabilitasi baik dari pemerintah maupun rehabilitasi yang di lakukan oleh lembaga masyarakat. Sedangkan pencegahan tersier yaitu penangganan pecandu yang sudah pulih agar dapat diterima ditengah masyarakat.
Orang nomor satu di Babel ini juga meminta kepada peserta talk show untuk ikut mensosialisasikan kepada masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba ini, sehingga dapat mengurangi penyalahgunaan narkoba di Babel.
“Semoga niat yang luhur ini menjadi amal ibadah bagi yang peduli terhadap bahaya narkotika di Babel,” harapnya.
Bang ER-sapaan akrab gubernur menegaskan bahwa korban narkoba di babel didominasi para pekerja tambang.
“Mereka para penambang itu menggunakan narkoba, karena mereka berasumsi narkoba dapat memberikan ketahanan tubuh, padahal narkoba tersebut akan menjerumuskan diri mereka sendiri untuk ketergantungan dengan barang haram tersebut,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolda Babel, Irjen Pol Drs. Anang Syarif Hidayat mengakui pemberantasan penyalahgunaan narkoba sangat sulit diberantas, karena jaringan para pengedar sudah semangkin luas, bukan hanya di perkotaan, tetapi sampai ke pelosok desa.
Untuk itu dirinya mengajak seluruh elemen masyarakat tetap bersatu padu untuk melawan peredaran narkoba di lingkungan masing-masing.
“Kami membentuk Kampung Mandiri dalam rangka menangani penyalahgunaan narkoba di Babel dengan bekerjasama di setiap Desa,” tuturnya.
Kapolda meyakini apabila disetiap desa sudah melakukan hal yang dimaksud, dirinya yakin peredaran narkoba di Babel dapat ditekan sesuai yang diinginkan.
Ditambahkan Kepala BNN Babel, Brigjen Pol. Muhammad Zainul Muttaqien mengatakan bahwa penyalahgunaan narkoba dimulai dari kota besar hingga kota kecil bahkan hingga tiap desa
“Penyalahgunaan narkoba dari tahun 2014 hingga tahun 2020 di Indonesia mengalami kenaikan signifikan, dari 4,1 juta naik menjadi 5 juta orang, sedangkan di Babel tahun 2018 terdapat 375 kasus, tahun 2021 akhir bulan juni terungkap 206 kasus,” ujarnya. (RN/Diskominfo/RB)