DKUKMINDAG Basel Catat 46 Koperasi Tidak Aktif

Porwada IV Muba, Kontingen PWI Ogan Ilir Raih 6 Mendali
Desember 5, 2024
Tingkatkan Kualitas dan Pengelolaan Ekonomi, TP-PKK Kota Pangkalpinang Gelar Gelari Pelangi
Desember 5, 2024

BABEL, RADARBAHTERA.COM – Sejak 3 Tahun terakhir, Pemkab Bangka Selatan (Basel) melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMINDAG) mencatat ada sebanyak 46 koperasi di daerah tersebut yang tidak aktif menjalankan usahanya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Koperasi DKUKMINDAG Basel Mukti Agusman. Ia mengatakan dari jumlah total 105 koperasi yang ada, 43,80 persen atau sebanyak 46 koperasi yang mati suri atau tidak aktif.

“Jumlah itu tersebar merata di delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka Selatan tanpa terkecuali. Hingga saat ini pembinaan terhadap koperasi yang tidak aktif terus dioptimalkan. Targetnya mampu menjaga ketahanan dan kekuatan perekonomian daerah,” ujar Mukti, Kamis (05/12/2024).

Ia menjelaskan, terdapat beberapa faktor penyebab yang membuat 46 koperasi itu tidak aktif. Seperti kurangnya pengetahuan tentang koperasi, persoalan biaya dan modal utama usaha hingga tidak lagi digunakan. Pasalnya dari ratusan koperasi yang ada mayoritas bergerak pada bidang pertanian dan perikanan.

“Misalnya koperasi yang telah beroperasi sejak tahun 2014-2017, rata-rata koperasi itu dibuat untuk mendapatkan bantuan yang digelontorkan oleh pemerintah pusat. Sehingga jika tidak lagi mendapatkan bantuan banyak koperasi yang tidak aktif lagi karena kurangnya modal. Sementara itu saat ini bantuan yang digelontorkan oleh pemerintah pusat tidak lagi melalui koperasi, melainkan dalam bentuk kelompok sudah dapat disalurkan. Kondisi ini tentunya turut menghambat berkembangnya koperasi di Basel,” jelasnya.

Meskipun demikian, Mukti mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengaktifkan kembali koperasi yang tidak lagi melakukan kegiatan koperasinya. Kebijakan itu guna mendorong pertumbuhan koperasi di daerah itu.

Seperti pembinaan ke lapangan, memantau dan melihat koperasi di tingkat kecamatan hingga desa terus dilakukan. Pembinaan dan peningkatan kapasitas koperasi terus dilakukan untuk memastikan keberadaan koperasi memberikan manfaat dan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat.

“Koperasi tidak aktif ini selalu kita bina dan selalu kita datangi selama dua minggu sekali berganti-ganti. Kita berikan pembinaan agar koperasi tersebut dapat aktif kembali,” pungkasnya. (Neneng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *