Jakarta, radarbahtera.com – Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi belanja online di e-commerce sepanjang kuartal II 2020 sebesar Rp55,9 triliun. Angka tersebut turun 4,44 persen dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang sebesar Rp58,5 triliun.
Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengatakan nominal transaksi belanja di e-commerce turun karena daya beli masyarakat belum pulih di tengah pandemi virus corona. Namun, ia mengklaim volume transaksi justru naik.
“E-commerce kuartal II 2020 ini menarik. Volume meningkat, tapi nominal turun. Ini terkait daya beli masyarakat yang belum pulih,” ucap Filianingsih dalam diskusi online Sistem Pembayaran Digital Jadi Jurus Ampuh Saat Pandemi Covid-19 & Masa Depan di CNBC Indonesia, Kamis (3/9).
Dari segi volume, transaksi belanja di e-commerce dilakukan sebanyak 383,5 juta kali pada kuartal II 2020. Jumlah itu naik 39,05 persen dibanding dengan kuartal I 2020 yang hanya 275,8 juta kali.
“Volume-nya ini meningkat, kami lihat masyarakat yang tadinya tidak belanja di e-commerce, mulai belanja,” terang Filianingsih.
Hanya saja, jumlah belanjanya tidak banyak. Pasalnya, masyarakat membeli sesuai dengan kebutuhan, bukan berdasarkan kemauan.
“Nominal turun karena mereka harus memilih. Belanja bukan what they want, tapi what they need,” imbuh Filianingsih.
Hal yang sama juga terjadi pada transaksi melalui digital banking. Tercatat, nominal transaksi pada kuartal II 2020 sebesar Rp6.143 triliun atau turun dari kuartal I 2020 yang mencapai Rp6.699 triliun.
Hanya saja, volume transaksi lewat digital banking meningkat dari 1,07 juta kali menjadi 1,13 juta kali. Menurut dia, fenomena ini bukti menandakan bahwa masyarakat mulai beradaptasi dengan sistem online.
“Yang sebelumnya tidak pernah menggunakan digital payment, sekarang terpaksa melakukan itu. Ini ke depan akan menjadi kebiasaan masyarakat untuk beralih ke transaksi digital,” pungkasnya.
Sumber : www.cnnindonesia.com