BABEL, RADARBAHTERA.COM – Kepala BBI Koba, Hermanto angkat bicara terkait aktivitas tambang pasir timah yang saat ini beroperasi berdekatan dengan areal Balai Benih Ikan Koba yang notabene berada di kawasan perkantoran Pemda Bangka Tengah (Bateng).
“Tambang pasir timah tak jauh di samping BBI Koba ini, sudah beroperasi lebih dari dua bulan belakangan ini,” kata Hermanto kepada awak media di ruang kerjanya, Kamis (23/02/2023).
Sebelumnya, Hermanto pernah melaporkan aktivitas tambang itu ke pihak Polres Bateng, karena pada saat itu penambang beraktivitas hanya dalam radius 10 sampai belasan meter saja, sedangkan diketahui jika peralatan rajuk tambang bisa menjangkau lebih jauh lagi di dalam tanah.
“Ya khawatirnya bisa merusak kolam benih ikan, terlebih dasar kolam disini tidak berlantai semen. Maka dari itu, sempat kami laporkan ke pihak berwajib, bahkan saat itu aktifitas tambang pasir timahnya sempat stop sekitar 2 mingguan, namun ya setelah itu beroperasi lagi,” ungkapnya.
Diungkapkannya, berbeda dengan aktivitas tambang terdahulu yang airnya tercemar dan bisa membuat benih-benih ikan langsung mati. Efek dari tambang di sebelah BBI saat ini, memang tidak secara langsung ke benih di kolam-kolam penangkaran, namun tatkala intensitas curah hujan tinggi, maka disitulah masalah terjadi.
“Debit air yang masuk ke kolam tak terkontrol, areal resapan rusak, maka imbasnya kolam-kolam penangkaran ikan ini bisa terendam kembali,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, pada bulan Desember tahun 2022 kemarin, debit air meningkat dan tak terkendali, bahkan semua kolam benih dan indukan beberapa jenis ikan air tawar rata terendam banjir, sehingga semuanya hilang.
“Tahun Ini, sudah diisi kembali indukan di kolam-kolam penangkaran yang menelan anggaran Rp.500jutaan,” ungkapnya.
Hermanto berharap, agar apapun status areal tambang di sebelah BBI Koba ini, maka yang harus dipertimbangkan pihak yang berkepentingan disitu adalah ini merupakan kawasan perkantoran Pemda Bateng.
“Selain dampak kebisingan dari suara-suara mesin tambang, juga faktor lingkungan juga harus dipikirkan,” tandasnya. (And/RB)