BABEL, RADARBAHTERA.COM – Temuan kasus penderita penyakit Filariasis atau kaki gajah yang terjadi di Kabupaten Bangka Selatan sudah mencapai 12 orang. Kemungkinan jumlah penderita kaki gajah bisa bertambah jika tidak segera ditangani.
Maka dari itu, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, berkomitmen eliminasi penyebaran penyakit kaki gajah dengan mencanangkan program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) secara massal di 50 Desa dan tiga Kelurahan.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan, pihaknya telah secara resmi memulai program POPM gelombang pertama di Desa Keposang, Jumat (08/11/2024).
Dalam penerapan program ini ditargetkan sebesar 65 persen dari total keseluruhan masyarakat dapat meminum obat pencegahan filariasis. Pemberian obat filariasis dilakukan sebanyak dua kali selama dua tahun berturut-turut, sejak 2024-2025.
“Sebelumnya, Pemerintah daerah telah melaksanakan kegiatan POPM ini pada 2006 lalu, dan sampai saat ini Kabupaten Bangka Selatan belum eliminasi penyakit kaki gajah,” ujar dr. Agus Pranawa.
Dirinya mengatakan, POPM Filariasis merupakan program pemberian obat pencegahan massal untuk penyakit filariasis atau kaki gajah, dengan memberikan obat kepada seluruh penduduk yang berusia 2–70 tahun dan berdasarkan tinggi badannya.
“Hari ini Petugas maupun Kader Puskesmas sudah mulai bergerak dengan turun ke kelapangan memberikan obat kepada masyarakat. Obat tersebut harus diminum di depan petugas sehingga progam ini diharapkan dapat berjalan efektif nantinya,” katanya.
Agus menjelaskan, nantinya petugas Puskesmas akan turun ke lapangan guna memberikan obat kepada masyarakat yang menjadi sasaran. Selain itu pihaknya akan membentuk pos agar cakupan sasaran masyarakat meminum obat pencegahan kaki gajah dapat optimal.
“Penyakit kaki gajah apabila pasiennya tidak kronis tidak akan ketahuan, karena itu kami ingin masyarakat terbebas dari penyakit kaki gajah dengan gencar melaksanakan program POPM agar masyarakat yang tidak ada gejala pun bisa terdeteksi negatif jika dilakukan pemeriksaan darah,” jelasnya.
“Selain pencegahan lewat obat, masyarakat juga bisa menghindari terinfeksi cacing filaria dengan menghindari gigitan nyamuk. Yakni tidur menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk atau krim, dan membasmi sarang nyamuk. Serta membiasakan diri dengan pola hidup bersih dan sehat, tidak membiarkan lingkungan sekitar menjadi sarang nyamuk,” pungkas dr. Agus. (Neneng)