BABEL, RADARBAHTERA.COM – Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menargetkan capaian produksi ikan air tawar mengalami peningkatan setiap tahunnya di Kabupaten Bangka Selatan.
Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kanupaten Bangka Selatan, Risvandika, mengatakan untuk target harus sebanyak 2.000 ton per tahunnya. Namun di tahun 2024 ini, terhitung dari Januari – September, jumlah produksi ikan air tawar hanya mencapai 1.500 ton.
“Dari hasil yang didapatkan dari penghasilan produksi budidaya secara kelompok maupun kategori perorangan, tahun 2024 ini, terhitung dari Januari – September, jumlah produksi ikan air tawar hanya mencapai 1.500 ton. Sedangkan target pertahunnya harus sebanyak 2.ooo ton,” kata Risvandika, Selasa siang (29/10/2024).
Selain itu, Risvandika menyebutkan bahwa target produksi ikan air tawar pada 2024 ini, tidak jauh berbeda dengan yang ditargetkan pada tahun lalu.
“Semoga produksi kami tahun 2024 ini bisa mencapai target. Kalau untuk peningkatan hasil produksi budidaya ikan air tawar, hal ini tergantung dari kondisi cuaca dan kondisi musim yang melanda daerah,” sebutnya.
Dirinya mengungkapakan, ketika cuaca yang terlalu panas dapat memengaruhi hasil dari pada produksi. Kondisi tersebut membuat ikan akan kekurangan oksigen sehingga ikan bisa stres serta mati yang akan berdampak pada penurunan hasil produksi.
“Sebaliknya, jika iklim dan kondisi cuaca cukup mendukung, biasanya ikan dapat berkembang dengan baik dan kondisi ini akan berdampak terhadap peningkatan hasil produksi,” ungkapnya.
Risvandika juga menjelaskan, rata-rata setiap kecamatan ada kelompok pembudidaya ikan air tawar, namun yang paling dominan itu di Kecamatan Tukak Sadai, Kecamatan Toboali, Kecamatan Payung, dan Kecamatan Pulau Besar.
“Akan tetapi, masih ada beberapa yang belum tertarik untuk menggeluti usaha budidaya ikan air tawar. Bisnis ini bisa menguntungkan bagi petani terutama dapat memenuhi kebutuhan dan menambah penghasilan mereka,” jelas Risvandika.
” Untuk konsumsi ikan air tawar terbilang dibawah standar konsumsi ikan air laut, sehingga masyarakat melakukan budidaya menyesuaikan dengan kondisi daya beli itu sendiri. Begitu juga dengan pemasaran atau penjualan ikan air tawar hanya bergerak di sekitar wilayah Babel saja,” pungkasnya. (Neneng).