Post Views: 2,518
BABEL,
RADARABAHTERA.COM – Demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, mahasiswa Universitas Pertiba (UNIPER) menyampaikan pernyataan sikap menolak tambang timah Ponton Isap Produksi (PIP) yang rencananya segera beroperasi di laut Desa Batuberiga, Kecamatan Lubukbesar, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Wakil Presiden Mahasiswa sekaligus perwakilan mahasiswa Universitas Pertiba (Uniper), Muhammad Hafiz Zikri menegaskan, mahasiswa universitas Pertiba, dengan tegas menolak keberadaan dan rencana pengoperasian tambang timah jenis PIP di wilayah-wilayah laut Desa Batuberiga yang sebentar lagi akan mulai beraktifitas, karena laut Beriga kaya akan keanekaragaman hayati serta berada di kawasan pemukiman masyarakat adat.
“Tambang tidak hanya mengancam kelestarian lingkungan, tetapi juga merusak kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar,” ungkapnya, Senin (14/10/2024).
Menurutnya, sampai saat ini masyarakat Batuberiga masih pro dan kontra terkait aktifitas penambangan masih menjadi polemik dan mengundang tanda tanya besar.
“Sebagai mahasiswa yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, kami dengan tegas menolak kehadiran tambang di wilayah-wilayah laut Beriga yang rentan terhadap kerusakan ekosistem,” katanya.
Kehadiran tambang sering kali hanya membawa manfaat jangka pendek bagi segelintir pihak, sementara dampak negatifnya dirasakan oleh masyarakat luas, terutama kelompok rentan seperti petani, nelayan, dan masyarakat adat.
“Kami juga menilai, eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan tanpa adanya keinginan akan mengancam masa depan generasi mendatang. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tambang tidak hanya berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati, tetapi juga mengganggu keseimbangan alam yang menjadi sumber utama penghidupan bagi banyak masyarakat lokal,” ulasnya.
Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa Uniper Pangkalpinang menuntut pemerintah untuk lebih bijaksana dalam mengelola sumber daya alam, dengan memprioritaskan kesejahteraan rakyat dan kelestarian lingkungan di atas kepentingan ekonomi semata.
“Kami mendesak untuk mengizinkan izin-izin pertambangan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip izin pertambangan dan meminta penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran di sektor pertambangan,” katanya.
Menyikapi polemik yang terjadi saat ini, sekali lagi Muhammad Hafiz Zikri menilai, operasi penambangan laut Beriga yang dilakukan dengan dalih pembangunan ekonomi tidak sebanding dengan dampak destruktif yang ditimbulkannya, seperti kerusakan ekosistem, pencemaran udara, hingga hilangnya lahan aktifitas nelayan yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat setempat.
“Oleh karena itu, kami menyatakan Pertama yakni hentikan segera pengoperasian tambang di wilayah laut beriga yang berpotensi merusak lingkungan; Kedua, lakukan audit terhadap perusahaan tambang yang beroperasi untuk memastikan mereka berenti dan kami selaku mahasiswa mendesak untuk melindungi hak hak masyarkat yang terkena dampak; Ketiga, perkuat perlindungan hukum bagi masyarakat adat dan nelayan lokal yang lahannya terancam oleh ekspansi tambang PIP serta kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama,” tegasnya.
Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!. Dengan ini, kami mahasiswa bersatu untuk melawan segala bentuk eksploitasi yang merugikan rakyat dan lingkungan, tutup Muhammad Hafiz Zikri. (Red)