Puluhan Peserta Antusias Ikut Workshop Sutradara Film Jastis Arimba

Timgab Amankan Dua Pemilik Ponton di Laut Sukadamai
Mei 3, 2024
Ardani Didampingi Ahmad Wazir Noviadi Kembalikan Formulir Pendaftaran ke Partai Golkar
Mei 4, 2024

 

BABEL, RADARBAHTERA.COM – Serumpun Inspirasi Bangka Belitung (Si Babel) dan Persatuan Wartawan Indonesia Bangka Selatan (PWI Basel) menggelar workshop kepenulisan yang dilaksanakan di aula Bawaslu Basel pada Kamis (02/05/2024) kemarin.

Workshop kepenulisan ini meghadirkan narasumber Sutradara Film Hayya, Jastis Arimba serta turut hadir pemeran Film Hayya, Amna Syahab. Serta diikuti oleh puluhan peserta.

Kehadiran Sutradara dan Pemain Film Hayya disambut oleh para peserta, terbukti antusias para peserta ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan ke Jastis Arimba, mantan jurnalis Metro TV ini.

Salah satunya pertanyaan Koko Toni, penulis Bangka Selatan yang telah menerbitkan tiga buku ini. Bahkan saat ini, naskah novel terakhir Toni diterima penerbit Gramedia untuk dibukukan.

Koko Toni menanyakan Bagaimana novel-novelnya agar bisa dilamar atau dilirik oleh Sutradara.

Jastis menjelaskan salah satu alasan produser tertarik untuk mengangkat novel menjadi film karena novelnya sudah best seller.

“Bagaimana menulis novel menjadi best seller tentu tulisannya harus berbeda dengan novel biasanya,” jelas pemenang Eagle Award ini.

Jastis menceritakan bagaimana dirinya terjun menjadi seorang sutradara hingga telah menyutradarai 6 film layar lebar dan ratusan film dokumenter.

“Penulis harus banyak membaca dan sutradara harus banyak menonton sehingga tahu bagaimana mengambil sisi menarik dalam sebuah karya,” ungkapnya.

Ia juga menyebut latar belakang menggarap Film 212, The Power of Love karena ada sesuatu hal menarik yang harus diungkap melalui film ini.

“Saya melihat sisi yang berbeda dari aksi 212 itu sehingga saya garap menjadi sebuah film. Begitu juga dengan film dokumenter Kepala Sekolahku Pemulung,” ujar Jastis.

“Film dokumenter itu bukan objektivitas tetapi subjektivitas. Tidak harus ada perimbangan seperti karya jurnalistik. Film ini menceritakan seorang kepala sekolah yang juga menyambi sebagai pemulung. Di sisi lain anggaran pendidikan kita 20 persen dari APBN, saya melihatnya secara subyektif dan tidak perlu dijawab pemerintah melalui film ini. Biarkanlah Kementrian Pendidikannya menjawab melalui media yang berbeda,” tambahnya.

Founder Serumpun Inspirasi Babel, Endra Gunawan mengatakan ada inspirasi baru yang muncul setelah menonton salah satu karya Jastis Arimba. Seperti Film Hayya yang akan mampu mengetuk hati penontonya untuk ikut bersama berjuang bersama rakyat Palestina.

Itulah mengapa ada infaq terbaik karena ini sebagian akan disalurkan kepada saudara kita di Palestina. Menurutnya, momen ini adalah permulaan yang baik untuk mengembangkan literasi di Bangka Selatan.

“Nanti coba kita rencanakan untuk menggelar seminar public speaking bersama PWI Basel dengan menghadirkan pembicara nasional,” kata Endra yang juga sebagai Manajer Kasih Palestina Babel ini.

Kepala Dinas Sosial Basel, Sumindar yang mewakili Bupati Bangka Selatan mengapresiasi workshop kepenulisan yang digelar Serumpun Inspirasi Babel dan PWI Basel.

Pria yang biasa disapa Cak Min ini mengajak seluruh peserta untuk terus mengembangkan gerakan literasi di Bangka Selatan.

“Kami mengapresiasi kegiatan Serumpun Inspirasi Babel dan PWI Basel yang mendukung gerakan literasi di Basel, dengan literasi akan menciptakan SDM yang bekualitas,” pungkasnya. (Neneng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *