SUMSEL, RADARBAHTERA.COM – Akses menuju Jalan Seriang Kuning, Kelurahan Kedaton, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kini telah dibuka kembali.
Ratusan pelajar maupun guru yang bersekolah di SMK Negeri 3 Kayuagung dan masyarakat sekitar kini merasa lega dan bersyukur. Aktivitas belajar mengajar kembali pulih seperti sedia kala.
Kegiatan Belajar Mengajar Sempat Terganggu
Pemblokiran akses jalan menuju hutan kota dan SMK Negeri 3 Kayuagung yang sempat dilakukan oleh pihak klaim ahli waris pemilik lahan menyebabkan aktivitas baik para siswa-siswi, guru dan masyarakat sekitar terganggu.
“Ya, sebelumnya sempat laksanakan proses belajar mengajar secara daring karena akses ke sekolah ditutup. Anak-anak dan orangtua juga takut berangkat ke sekolah, takut terjadi apa-apa,”jelas AN salah satu guru SMKN 3 Kayuagung saat dikonfirmasi, Kamis, (16/02/2023).
Sejak ditengahi Pemkab dan pihak kepolisian, tambah dia, kini kegiatan belajar mengajar sudah kondusif namun jumlah penerimaan siswa baru (PPDB) tahun ini menurun drastis.
“Akibat kejadian itu, wali murid dan siswa takut mendaftar ke sekolah ini. Alasan mereka nanti sekolahnya ditutup permanen,” ungkapnya.
AN berharap, persoalan klaim lahan itu mampu diselesaikan dengan cara baik dan adil tanpa mengganggu aktivitas sekolah dan kegiatan masyarakat setempat.
Hal serupa disampaikan tokoh masyarakat Kelurahan Kedaton, H. Tarmos, bahwa saat ini aktivitas masyarakat tidak lagi terganggu.
“Sewaktu jalan ditutup masyarakat sangat resah. Alhamdulillah setelah tembok penutup dibuka aktivitas masyarakat untuk menuju kesana sudah lancar,” ungkapnya.
Tarmos berharap, kedepan tidak adalagi penutupan jalan serupa yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Serta meminta agar lebar jalan akses lebih diperluas lagi oleh Pemkab OKI.
“Saya berharap, jalan disitu tidak adalagi yang menggangu. Kalau bisa jalan diperluas dan diaspal, karena disana ada perkampungan warga bernama dusun pancur,” harapnya.
Mewakili masyarakat sekitar, pihaknya berterima kasih kepada kepolisian (Polres OKI) dan pemerintah (Pemkab OKI) yang telah membantu dibukanya akses jalan tersebut.
“Kami semua bersyukur masyarakat dan pelajar bisa dengan mudah melintas. Kalau dulu itu kan ditutup dengan pohon hingga dibeton,” terang mantan Lurah Kedaton ini.
Menurut Tarmos jalan akses disana sudah ada sejak sekitar tahun 1960an dan banyak ditanami karet.
“Jadi jalan itu memang sudah ada sejak puluhan tahun lalu yang biasa dilalui warga untuk menuju ke kebon karet milik mereka. Barulah antara tahun 2.000 awal mulai banyak tempat tinggal (rumah) warga,” cetusnya.
Bahkan tanah tersebut juga sudah diganti rugi pemerintah kabupaten OKI sekitar tahun 1984 an silam.
“Saya ingat betul untuk ukuran lebar di sebelah utara 250 meter dan bagian selatan 400 meter,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, anggota DPRD OKI, Tri Susanto juga turut bersyukur akses jalan tersebut sudah kembali dibuka untuk masyarakat umum.
Dimana siswa-siswi, guru dan warga tidak lagi harus memutar arah untuk menuju sekolah maupun rumahnya masing-masing.
“Saya ikut senang akses jalan sudah bisa dilalui warga setempat. Semoga saja tidak ada lagi pemblokiran,” tandas anggota dewan Dapil 1 Kayuagung ini. (Nov/Adi)