BABEL, RADARBAHTERA.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Pangkalpinang Gelar Konser Dambus Pelajar, di Bangka City Hotel, Kamis (29/08/2024).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Erwandy dalam sambutannya menyampaikan bahwa Dambus Masuk Sekolah (DMS) tahun 2024, ini merupakan salah satu dari sekian banyak rangkaian kegiatan Inovasi Daerah “Membangun Kebudayaan Daerah Dari Sekolah (MKDS)”.
“DMS memfasilitasi keterbatasan sekolah dalam menghadirkan guru seni budaya yang selama ini menjadi kendala di satuan Pendidikan,” ucapnya.
Ia menyebut semangat (DMS) sebagai upaya pemerintah yang bersifat menyeluruh dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat, agar dapat menyaring budaya asing yang mengikis moral generasi muda dengan memicu dan memacu kapasitas seni budaya yang kaya dan beragam di Pangkalpinang.
DMS juga merupakan salah satu kegiatan Bidang Kebudayaan Dindikbud Kota Pangkalpinang pada Kegiatan pelestarian kesenian tradisional yang masyarakat pelakunya dalam daerah Kabupaten/Kota.
“Dimana seniman, sekolah, siswa dan masyarakat, menjadi salah satu sasaran dari kegiatan ini. Target minimal 2024 sebanyak 10 seniman dan 10 sekolah, serta 200 siswa,” ungkapnya.
Ia berharap progam DMS dapat melestarikan (melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan) nilai budaya dan objek pemajuan Kebudayaan kepada siswa melalui seniman mengajar di instansi sekolah.
Sebagai salah satu upaya Bidang Kebudayaan mewujudkan kegiatan DMS berjalan dengan efektif dan efisien perlu adanya sinergitas antara semua pihak yang terlibat.
Ia juga menjelaskan bahwa untuk peserta yang ikut pembinaan dan akan ikut konser dambus sebanyak 14 sekolah, yang terdiri dari 10 SMP Negeri dan 4 SMP swasta. Dengan jumlah peserta didik 308 orang.
“Konser Dambus Pelajar ini juga merupakan yang pertama di Bangka Belitung,” ujarnya.
Sementara itu, Sekda Kota Pangkalpinang, Mie Go menyampaikan kekayaan seni budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat memiliki ciri sebagai penanda identitas daerahnya dan cerminan dari kearifan lokal.
“Pangkalpinang memiliki karya seni tradisional yang beragam dan unik seperti Dambus,” ucapnya.
Kemudian kesenian Tradisional Dambus ini masih terlihat dimainkan oleh pelaku seni dalam kegiatan pemerintahan atau diacara-acara tertentu, tetapi pementing dambus, penabuh gendang dan pemukul gong yang terlihat masih pelaku-pelaku seni dari kalangan orang tua.
Kekayaan seni budaya tersebut perlu difasilitasi dan diimplementasikan secara optimal di sekolah dan di masyarakat, sehingga kondisi ini menjadi perangkat (tools) nilai strategis untuk membentuk karakter dan jati diri bangsa, dimana siswa dapat turut berpartisipasi dalam pelestarian kesenian tradisional.
Sekolah sebagai institusi formal selama ini telah berusaha menjalankan fungsi akademisnya dengan mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang.
“Namun demikian keseimbangan pada aspek lain yaitu sosial dan emosional harus diperhatikan pula,” ungkapnya.
Menurutnya program DMS ini sangat bagus, terbukti telah mampu menginspirasi banyak pihak, terutamanya dalam upaya membangun iklim sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan, dan menguatkan.
Semoga tercipta warga sekolah yang dapat mengapresiasi seni budaya yang ada di masyarakat dan menambah kecintaan kita pada Seni Musik Tradisi Dambus, sehingga Dambus dapat lestari, maju dan berkembang baik di Kota Pangkalpinang bahkan di tingkat internasional.
“Kedepannya, Pertunjukan Seni Tradisi ini, tidak terhenti dan sebatas Konser Dambus saja, tapi dilanjutkan dengan Seni Tradisi lainnya,” ujarnya.
Berikut tujuan Dambus Masuk Sekolah (DMS) antara lain; 1. Menumbuhkan minat bakat peserta didik di bidang keseniantradisional dambus; 2. Menjalin kerjasama dan sinergi antara sekolah dengan seniman; 3. Menumbuhkan budaya sekolah yang sehat, menyenangkan,mengasyikkan, mencerdaskan, dan menguatkan; 4. Membentuk karakter dan membangun sikap kreatif, apresiatif dan inovatif peserta didik; 5. Meningkatkan ekosistem sekolah yang berbudaya; 6. Melestarikan (melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan) objek pemajuan kebudayaan. (Sis/RB)